Seoul, Korea Selatan
Sudah 3 tahun Anastasya Hanny belajar di salah satu perguruan tinggi di Korea, dengan mengambil jurusan sastra Korea. Perempuan asal Indonesia yang biasa dipanggil Hanny itu pergi ke Korea berkat beasiswa dan mimpinya bertemu sang idola. Di Korea, Hanny mempunyai sahabat baik bernama Jung So Min. Dialah yang mengajarkan Hanny berbahasa Korea. Sebaliknya, Hanny juga mengajarkan So Min berbahasa Indonesia. Sahabatnya itu juga sering berbicara kepada Hanny dalam bahasa Indonesia karena ia ingin melatih skill berbahasa Indonesianya.
Pagi-pagi So min sudah mengetuk pintu apartemen tua itu dengan keras..."Hanny! Hanny!" So Min berteriak.
'Aduh ada apa So Min pagi-pagi sudah berteriak sekencang itu,' keluh Hanny dalam hati sambil membuka pintu apartemennya.
"Wae?²" ucap Hanny dengan nada datardan wajah cemberut."Hann.. Hanny!!" dengan napas terengah-engah So Min berusaha berbicara.
"Ada apa? aturlah napasmu dan cepatlah bicara" Hanny berkata dalam bahasa Korea.Memang Hanny lebih sering berbicara dengan bahasa Korea daripada dengan bahasa Indonesia.
"Hanny, nanti siang Lee Jung Ho akan mengadakan pers conference untuk mempromosikan film terbarunya di gedung sebelah kampus kita!"
"Boraguyeo?!³ Jeongmalyeo?"
"Ya, mungkin aku sedang berbohong!" dengan mata berkilat So Min mencoba meyakinkan sahabatnya bahwa iya tidak sedang berbohong.
So Min sangat mengetahui bahwa Hanny sangat mengidolai aktor Korea tampan itu., So Min juga tahu kejadian 4 tahun lalu.
"Ayo masuklah," Hanny menyuruh sahabatnya untuk masuk.
"Ne⁴..." "Aku akan mandi dulu dan kau tunggulah sebentar disini. Jika kau lapar, makan saja Bulghogi⁵ yang ada di meja." Hanny tersenyum senang kepada So Min.
"Aniyo⁶, aku sedang ingin Sundubujigae."
Hanny menghiraukan ucapan So Min dan segera masuk ke kamar mandi.Baru 10 menit berlalu, Hanny sudah siap dengan pakaian anggun yang dikenakannya.
"Cepat sekali kau berdandan, aku saja belum mandi." ucap So Min heran.
"Sudahlah, ayo kita pergi! Sebelum antrian di gedung semakin panjang. Tapi sebelumnya akan kutunggu kau mandi dulu.
" Hanny langsung menarik lengan So Min keluar dari apartemen Hanny.
²kenapa?
³Apa?!
⁴Baiklah
⁵Sup rumput laut ala Korea
⁶Tidak
Saat Pers Conference..............
Hanny merasa napasnya tercekat diantara para fans fanatik Lee Jung Ho. Namun jika ia menyerah, ia tidak akan bisa melihat aktor kebanggaannya itu menyanyi, karena Lee Jung Ho juga mengisi soundtrack untuk filmnya.Setelah beberapa menit Hanny ikut berkerumun dengan lautan manusia, akhirnya ia mengalah. Ia sudah tidak tahan dan jatuh terduduk di pojok ruangan ruangan tempat So Min berdiri. So Min juga mengidolai Lee Jung Ho, tapi ia tidak ikut berkerumun seperti Hanny.
“Hanny? Gwenchana?⁸” So Min terkejut melihat Hanny jatuh dan hampir pingsan.
“Gwenchana So min” ucap Hanny dengan suara lemah.
“Ini minum..” So Min menyerahkan sebotol air mineral kepada Hanny karena ragu melihat keadaannya.
.Akhirnya Hanny duduk sambil mendengar suara idolanya menyanyi tanpa bisa melihat wajah penyanyinya, karena tertutup dengan kerumunan orang. Tiba-tiba So Min berbicara dan membuyarkan konsentrasi Hanny.
“Aku harus kembali ke kampus Han, karena mata kuliahku akan segera dimulai. Tapi aku tidak tega meninggalkanmu sendiri disini.” Ucap So Min agak sedikit ragu.
“Oh baiklah, aku tidak apa-apa sendiri disini. Kembalilah.” Ucap Hanny sambil mengembangkan senyum.
“Kau yakin?”
“Geurae, Gokcheongma.” Lagi-lagi Hanny tersenyum kepada So Min.So Min sebenarnya tidak mau meninggalkan Hanny. Tapi dosennya itu terkenal sebagai dosen killer. Dan jika tidak ingin mempunyai masalah dengan dosen itu maka, So Min sebisa mungkin harus tetap masuk kuliah.Hanny pun bertahan sendirian sampai Pers Conference berakhir.
⁸Tidak apa-apa
Pers Conference berakhir pukul 4 sore, tetapi Hanny belum juga kembali ke apartemennya. Ia berada di bukit belakang apartemennya dan bukit itu merupakan salah satu alasan mengapa ia memilih apartemennya sebagai tempat tinggal. Bukit dan apartemennya itu juga tidak jauh dari pusat kota Seoul. Hanny sangat sering menyendiri di bukit itu, ia berpikir sangat jarang sekali disebuah kota besar seperti Seoul masih mempunyai bukit yang indah. Tidak seperti di Jakarta yang sudah padat dengan bangunan.Hanny berjalan menyusuri bukit, lalu ia duduk termenung sambil memeluk lututnya. Ia sedih karena ia tidak bisa mewujudkan mimpinya yang sejak 4 tahun yang lalu terpendam dalam hatinya. Ia hanya ingin bisa berbicara dengan Lee Jung Ho. Sebenarnya dalam lubuk hatinya, ia juga ingin bisa berteman dengan aktor terkenal itu. Tapi.... ‘mana mungkin,’ pikirnya dalam hati. Setidaknya tadi ia senang dapat melihat wajah aktor itu meskipun hanya sebentar dan mendengarkan suara Lee Jung Ho menyanyi.
Samar-samar, Hanny mendengar suara seorang pria yang ia rasa tidak asing dan pria itu menegurnya....
“Nuguseyo?¹⁰ Mengapa malam-malam begini ada di tempat seperti ini?” pria itu bertanya dalam bahasa Korea.Hanny mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk dan kemudian menoleh ke belakang ke asal suara itu. Hanny menatap pria yang menjulang tinggi tersebut dari atas kebawah. ‘Apakah ini mimpi’ ucapnya dalam hati. Lalu ia meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi.
“Hei kau! Mengapa diam saja?” ucapan pria itu mengejutkan Hanny yang masih terperangah dengan siapa yang tengah ia lihat.
“Kkkau... kau Lee Jung Ho?” tanya Hanny dengan terbata-bata.
“Ya,” Jawab pria itu singkat. Namun pria itu meneruskan,“Emm.. ya, aku Lee Jung Ho. Mengapa wanita sepertimu malam-malam begini masih ada di bukit yang gelap seperti ini?”
“Aku memang sering kemari karena apartemenku didekat sini. Bolehkah aku bertanya padamu?”
Lee Jung Ho pun duduk disebelah Hanny dan mengikuti gaya Hanny yang memeluk lutut.
Sudah 3 tahun Anastasya Hanny belajar di salah satu perguruan tinggi di Korea, dengan mengambil jurusan sastra Korea. Perempuan asal Indonesia yang biasa dipanggil Hanny itu pergi ke Korea berkat beasiswa dan mimpinya bertemu sang idola. Di Korea, Hanny mempunyai sahabat baik bernama Jung So Min. Dialah yang mengajarkan Hanny berbahasa Korea. Sebaliknya, Hanny juga mengajarkan So Min berbahasa Indonesia. Sahabatnya itu juga sering berbicara kepada Hanny dalam bahasa Indonesia karena ia ingin melatih skill berbahasa Indonesianya.
***
Pagi-pagi So min sudah mengetuk pintu apartemen tua itu dengan keras..."Hanny! Hanny!" So Min berteriak.
'Aduh ada apa So Min pagi-pagi sudah berteriak sekencang itu,' keluh Hanny dalam hati sambil membuka pintu apartemennya.
"Wae?²" ucap Hanny dengan nada datardan wajah cemberut."Hann.. Hanny!!" dengan napas terengah-engah So Min berusaha berbicara.
"Ada apa? aturlah napasmu dan cepatlah bicara" Hanny berkata dalam bahasa Korea.Memang Hanny lebih sering berbicara dengan bahasa Korea daripada dengan bahasa Indonesia.
"Hanny, nanti siang Lee Jung Ho akan mengadakan pers conference untuk mempromosikan film terbarunya di gedung sebelah kampus kita!"
"Boraguyeo?!³ Jeongmalyeo?"
"Ya, mungkin aku sedang berbohong!" dengan mata berkilat So Min mencoba meyakinkan sahabatnya bahwa iya tidak sedang berbohong.
So Min sangat mengetahui bahwa Hanny sangat mengidolai aktor Korea tampan itu., So Min juga tahu kejadian 4 tahun lalu.
"Ayo masuklah," Hanny menyuruh sahabatnya untuk masuk.
"Ne⁴..." "Aku akan mandi dulu dan kau tunggulah sebentar disini. Jika kau lapar, makan saja Bulghogi⁵ yang ada di meja." Hanny tersenyum senang kepada So Min.
"Aniyo⁶, aku sedang ingin Sundubujigae."
Hanny menghiraukan ucapan So Min dan segera masuk ke kamar mandi.Baru 10 menit berlalu, Hanny sudah siap dengan pakaian anggun yang dikenakannya.
"Cepat sekali kau berdandan, aku saja belum mandi." ucap So Min heran.
"Sudahlah, ayo kita pergi! Sebelum antrian di gedung semakin panjang. Tapi sebelumnya akan kutunggu kau mandi dulu.
" Hanny langsung menarik lengan So Min keluar dari apartemen Hanny.
²kenapa?
³Apa?!
⁴Baiklah
***
Saat Pers Conference..............
Hanny merasa napasnya tercekat diantara para fans fanatik Lee Jung Ho. Namun jika ia menyerah, ia tidak akan bisa melihat aktor kebanggaannya itu menyanyi, karena Lee Jung Ho juga mengisi soundtrack untuk filmnya.Setelah beberapa menit Hanny ikut berkerumun dengan lautan manusia, akhirnya ia mengalah. Ia sudah tidak tahan dan jatuh terduduk di pojok ruangan ruangan tempat So Min berdiri. So Min juga mengidolai Lee Jung Ho, tapi ia tidak ikut berkerumun seperti Hanny.
“Hanny? Gwenchana?⁸” So Min terkejut melihat Hanny jatuh dan hampir pingsan.
“Gwenchana So min” ucap Hanny dengan suara lemah.
“Ini minum..” So Min menyerahkan sebotol air mineral kepada Hanny karena ragu melihat keadaannya.
.Akhirnya Hanny duduk sambil mendengar suara idolanya menyanyi tanpa bisa melihat wajah penyanyinya, karena tertutup dengan kerumunan orang. Tiba-tiba So Min berbicara dan membuyarkan konsentrasi Hanny.
“Aku harus kembali ke kampus Han, karena mata kuliahku akan segera dimulai. Tapi aku tidak tega meninggalkanmu sendiri disini.” Ucap So Min agak sedikit ragu.
“Oh baiklah, aku tidak apa-apa sendiri disini. Kembalilah.” Ucap Hanny sambil mengembangkan senyum.
“Kau yakin?”
“Geurae, Gokcheongma.” Lagi-lagi Hanny tersenyum kepada So Min.So Min sebenarnya tidak mau meninggalkan Hanny. Tapi dosennya itu terkenal sebagai dosen killer. Dan jika tidak ingin mempunyai masalah dengan dosen itu maka, So Min sebisa mungkin harus tetap masuk kuliah.Hanny pun bertahan sendirian sampai Pers Conference berakhir.
⁸Tidak apa-apa
***
Pers Conference berakhir pukul 4 sore, tetapi Hanny belum juga kembali ke apartemennya. Ia berada di bukit belakang apartemennya dan bukit itu merupakan salah satu alasan mengapa ia memilih apartemennya sebagai tempat tinggal. Bukit dan apartemennya itu juga tidak jauh dari pusat kota Seoul. Hanny sangat sering menyendiri di bukit itu, ia berpikir sangat jarang sekali disebuah kota besar seperti Seoul masih mempunyai bukit yang indah. Tidak seperti di Jakarta yang sudah padat dengan bangunan.Hanny berjalan menyusuri bukit, lalu ia duduk termenung sambil memeluk lututnya. Ia sedih karena ia tidak bisa mewujudkan mimpinya yang sejak 4 tahun yang lalu terpendam dalam hatinya. Ia hanya ingin bisa berbicara dengan Lee Jung Ho. Sebenarnya dalam lubuk hatinya, ia juga ingin bisa berteman dengan aktor terkenal itu. Tapi.... ‘mana mungkin,’ pikirnya dalam hati. Setidaknya tadi ia senang dapat melihat wajah aktor itu meskipun hanya sebentar dan mendengarkan suara Lee Jung Ho menyanyi.
Samar-samar, Hanny mendengar suara seorang pria yang ia rasa tidak asing dan pria itu menegurnya....
“Nuguseyo?¹⁰ Mengapa malam-malam begini ada di tempat seperti ini?” pria itu bertanya dalam bahasa Korea.Hanny mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk dan kemudian menoleh ke belakang ke asal suara itu. Hanny menatap pria yang menjulang tinggi tersebut dari atas kebawah. ‘Apakah ini mimpi’ ucapnya dalam hati. Lalu ia meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi.
“Hei kau! Mengapa diam saja?” ucapan pria itu mengejutkan Hanny yang masih terperangah dengan siapa yang tengah ia lihat.
“Kkkau... kau Lee Jung Ho?” tanya Hanny dengan terbata-bata.
“Ya,” Jawab pria itu singkat. Namun pria itu meneruskan,“Emm.. ya, aku Lee Jung Ho. Mengapa wanita sepertimu malam-malam begini masih ada di bukit yang gelap seperti ini?”
“Aku memang sering kemari karena apartemenku didekat sini. Bolehkah aku bertanya padamu?”
Lee Jung Ho pun duduk disebelah Hanny dan mengikuti gaya Hanny yang memeluk lutut.
“Silahkan ingin bertanya apa?” jawab
Lee Jung Ho dengan ramah.
“Mengapa aktor sepertimu bisa datang ke tempat seperti ini? Apakah kau tidak mementingkan kesibukanmu sebagai aktor?” tanya Hanny.
“Memang tidak boleh aktor sepertiku datang ke tempat ini? Memang ada larangannya ya? ” jawab aktor itu dengan candaan dan sambil tertawa.
“Tidak juga sih..”Hanny tidak berniat bertanya lagi kepada Lee Jung Ho. Namun Lee Jung Ho yang balik berbicara.
“Kurasa kau tidak sesering aku mengunjungi tempat ini. Aku tahu tempat ini sejak kecil. Dan kurasa pula kau bukan penduduk asli Korea. Dan ngomong-ngomong namamu siapa?”
“Ne, Annyeong Haseyo.. Je ireumeun Annastasya Hanny imnida. Choneun Indonesia saramiyeyo.¹¹”
“ kau orang Indonesia rupanya.” Raut muka aktor itu terkejut dan berubah muram.
“Mengapa kau sering ke tempat ini?” Tanya Hanny mengalihkan pembicaraan.
“Karena disini aku bisa melihat apa saja yang tidak bisa aku lihat dengan indah dibawah sana.”
Akhirnya tak terasa mereka mengobrol sudah hampir jam 23.30 malam. Dan akhirnya Hanny memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Namun Lee Jung Ho masih tetap ingin berada di bukit itu dan ia menyadari ia harus mengantarkan wanita Indonesia itu ke apartemennya karena sudah larut malam. Aktor itu menggunakan mobil untuk sampai ke bukit itu. Ia mengantar Hanny ke apartemen dengan mobil hitam elegannya.
“Semoga kita dapat bertemu lagi ya wanita Indonesia.” ucap pria kepada Hanny itu sebelum melesatkan mobil itamnya ke pusat kota.
Sejak pertemuan mereka di bukit malam itu, membuat Hanny dan Lee Jung Ho sering bertemu. Tak jarang Hanny juga mengikuti semua kegiatan fans yang ditujukan untuk Lee Jung Ho.
⁹Pria
¹⁰Siapa kau?
¹¹Ya, Namaku Annastasya Hanny. Aku orang Indonesia.
Banyak fans yang mengerumuninya membuat napasnya tercekat. Lee Jung Ho bergegas menaiki mobil hitamnya. Ia segera menarik pedal gas mobilnya dan pergi melesat meninggalkan para fans. Ia sedang tidak ditemani oleh seorang supir atau managernya sendiri karena itu memang keinginannya saat itu.
Jalan menuju hotel sudah tampak sepi dan jauh dari kerumunan para fans, tiba-tiba ia melihat seorang wanita membawa boneka teddy bear menyebrang jalan dan tak ayal tertabrak oleh mobil hitam elegan milik aktor tersebut. Wanita itu pun terlempar dan bersimbah darah. Lee Jung Ho langsung membawanya ke rumah sakit.
Tak lama kemudian kedua orang tua wanita itu datang, Lee Jung Ho meminta maaf kepada orang tua wanita itu. Lee Jung Ho rupanya tidak ingin managernya datang dan mengurusi masalah ini.
“I really sorry, really sorry.. i will do anything for your daughter. Please, don't bring this case to the police, Sir. I will pay for all of your daughter treatment's cost, but i have to back to Seoul first actually.” Ucap Lee Jung Ho sambil berkaca-kaca memohon dengan berlutut.
Kakak wanita itu berbicara menggantikan ayahnya yang sedang kalut
“Mengapa aktor sepertimu bisa datang ke tempat seperti ini? Apakah kau tidak mementingkan kesibukanmu sebagai aktor?” tanya Hanny.
“Memang tidak boleh aktor sepertiku datang ke tempat ini? Memang ada larangannya ya? ” jawab aktor itu dengan candaan dan sambil tertawa.
“Tidak juga sih..”Hanny tidak berniat bertanya lagi kepada Lee Jung Ho. Namun Lee Jung Ho yang balik berbicara.
“Kurasa kau tidak sesering aku mengunjungi tempat ini. Aku tahu tempat ini sejak kecil. Dan kurasa pula kau bukan penduduk asli Korea. Dan ngomong-ngomong namamu siapa?”
“Ne, Annyeong Haseyo.. Je ireumeun Annastasya Hanny imnida. Choneun Indonesia saramiyeyo.¹¹”
“ kau orang Indonesia rupanya.” Raut muka aktor itu terkejut dan berubah muram.
“Mengapa kau sering ke tempat ini?” Tanya Hanny mengalihkan pembicaraan.
“Karena disini aku bisa melihat apa saja yang tidak bisa aku lihat dengan indah dibawah sana.”
Akhirnya tak terasa mereka mengobrol sudah hampir jam 23.30 malam. Dan akhirnya Hanny memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Namun Lee Jung Ho masih tetap ingin berada di bukit itu dan ia menyadari ia harus mengantarkan wanita Indonesia itu ke apartemennya karena sudah larut malam. Aktor itu menggunakan mobil untuk sampai ke bukit itu. Ia mengantar Hanny ke apartemen dengan mobil hitam elegannya.
“Semoga kita dapat bertemu lagi ya wanita Indonesia.” ucap pria kepada Hanny itu sebelum melesatkan mobil itamnya ke pusat kota.
Sejak pertemuan mereka di bukit malam itu, membuat Hanny dan Lee Jung Ho sering bertemu. Tak jarang Hanny juga mengikuti semua kegiatan fans yang ditujukan untuk Lee Jung Ho.
⁹Pria
¹⁰Siapa kau?
¹¹Ya, Namaku Annastasya Hanny. Aku orang Indonesia.
***
Jakarta, Indonesia 4 Tahun LaluBanyak fans yang mengerumuninya membuat napasnya tercekat. Lee Jung Ho bergegas menaiki mobil hitamnya. Ia segera menarik pedal gas mobilnya dan pergi melesat meninggalkan para fans. Ia sedang tidak ditemani oleh seorang supir atau managernya sendiri karena itu memang keinginannya saat itu.
Jalan menuju hotel sudah tampak sepi dan jauh dari kerumunan para fans, tiba-tiba ia melihat seorang wanita membawa boneka teddy bear menyebrang jalan dan tak ayal tertabrak oleh mobil hitam elegan milik aktor tersebut. Wanita itu pun terlempar dan bersimbah darah. Lee Jung Ho langsung membawanya ke rumah sakit.
Tak lama kemudian kedua orang tua wanita itu datang, Lee Jung Ho meminta maaf kepada orang tua wanita itu. Lee Jung Ho rupanya tidak ingin managernya datang dan mengurusi masalah ini.
“I really sorry, really sorry.. i will do anything for your daughter. Please, don't bring this case to the police, Sir. I will pay for all of your daughter treatment's cost, but i have to back to Seoul first actually.” Ucap Lee Jung Ho sambil berkaca-kaca memohon dengan berlutut.
Kakak wanita itu berbicara menggantikan ayahnya yang sedang kalut
“I don’t care! You must return my sister to be healthy as it before! You have to take a responsibility!!! Teriaknya sambil bercucuran air
mata.
"I promise, I will take it! But please give me a chance to fix some business in Seoul first for 2 weeks and I will come back.”
"I promise, I will take it! But please give me a chance to fix some business in Seoul first for 2 weeks and I will come back.”
"What is the guarantee for us that we can hold your words?"