JournalReview: Neo-Realism, Coopenhagen School and Critical Theory

by - November 10, 2016



Sumber                  : Keith Krause and Michael C. Williams. 1996. Broadening the Agenda of Security Studies: Politics and Methods, Vol. 40, no. 2. hlm. 229-254.
Critical review ini akan membahas tulisan Keith Krause dan Michael C. Williams  (1996), yang berjudul Broadening the Agenda of Security Studies: Politics and Methods mengenai serta perluasan agenda masa depan studi keamanan Critical review ini bertujuan membahas perdebatan sifat dan makna dari “keamanan” terkait pandangan Neorealis dan para akademisi yang tertarik untuk memperluas cakupan studi keamanan dari National security menuju keamanan sosial.

Rangkuman
Para akademisi yang tertarik memperluas agenda studi keamanan berpendapat bahwa pasca-Perang Dingin, national security dianggap kurang penting lagi. Banyak kritikan pada kaum Neorealist mengenai pandangannya mengenai studi keamanan yang dinilai tidak fleksibel untuk dunia pasca-Perang Dingin ini. Neorealisme mengkonseptualisasi keamanan yang berpokok pada Negara dan ancaman adalah berupa kekuatan militer serta asumsi anarki (dilema keamanan).
Memang, masalah interpretasi menjadi sangatlah penting terkait dalam validnya suatu ilmu. Ke-objektivitas-an ilmiah merupakan bagian dari interpretasi ini. Cara menganalisis objektivitas ini yaitu dengan pembentukan aliansi untuk mencapai kesepakatan bersama. Pandangan Neorealis telah memenuhi hal tersebut diatas. konon pandangan Neorealis mendalilkan ilmu karena memiliki objektivitas empiris di lapangan dan tak terbantahkan serta secara implisit sebagai tolak ukur terhadap konsepsi alternative keamanan. Suatu objektivitas dan subjektivitas berhubungan dengan keyakinan, niat dan persepsi dalam pembentukan aliansi, namun terjadi pengaburan objek studi mengenai dinamika identitas yang nasionalisme merupakan pemeran utamanya dimana merupakan keamanan social kemudian dinyatakan masuk kedalam teori Neorealis.
 Kemudian para ahli yang tergabung dalam Coopenhagen School kemudian berpendapat bahwa studi keamanan perlu mengadopsi pemahaman tentang “dualitas” keamanan: bahwa ia menggabungkan keamanan Negara yang berkaitan dengan kedaulatan, dan keamanan social yang berkaitan dengan identitas (Waever et al. 1993:25). Setelah pemahaman tentang dualitas ini muncul, Dinamika identitas kolektif sangat ditekankan disini atau dapat dikatakan nasionalisme sebagai sarananya untuk memperoleh legitimasi dari tatanan politik yang telah ada. Dengan munculnya pendapat dari Coopenhagen school ini juga dapat dikatakan sebagai titik dari mulai munculnya kritik-kritik lain dalam studi keamanan, seperti dilihat daribeberapa pendekatan alternatif. Klaim dasar dari pendekatan kritis dan kontruktivis adalah bahwa “keamanan” bukan merupakan kondisi objektif, bahwa ancaman itu tidak hanya soal benar memahami konstelasi kekuatan material. Pendekatan Alternatif dapat dinilai dengan cara mereka sendiri, dan isu-isu yang diangkat oleh pandangan ini dapat diperiksa secara serius sebagai stimulus untuk krisis refleksi di lapangan,

Perbandingan dan Analisis
Pandangan Neorealis terhadap studi keamanan masih bertahan hingga sekarang karena mampu secara detail menjelaskan studi keamanan. Tidak ada yang dapat menggantikan Negara sebagai sentralitas actor. Pandangan kaum ini dapat mendalilkan ilmu karena mengedepankan objektivitas dan memiliki aliansi untuk memvalidasi teori mereka serta secara otomatis dijadikan acuan dalam studi keamanan. Salah satu perluasan agenda keamanan menyertakan contoh ancaman baru yang menunjukan bahwa perubahan lingkunganlah yang sebenarnya merupakan salah satu ancaman bagi kesejahteraan manusia. Namun, pernyataan ini dinyatakan gagal melihat bahwa pendapat ini tidak didasarkan objektivitas di lapangan yang mengancam kehidupan manusia, tetapi dilihat secara subjektivitas[1]. Namun, pandangan neorealis ini juga mengalami pengaburan objek karena menempatkan identitas yang seharusnya merupakan bentuk keamanan social kedalam kajiannya.
Oleh sebab itu, muncullah pemahaman “dualitas” yang dikonstruksi oleh Coopenhagen School bahwa makna keamanan harus dibagi menjadi dua, keamanan negara dan keamanan social. Namun, pandangan ini masih menaruh negara terutama negara yang berdaulat dan memegang system demokrasi sebagai actor.
Masuknya dunia kontemporer pasca-perang dingin juga telah memberikan lahan subur bagi analisis kritis. Sebagai bentuk, atau mungkin dimensi, teori internasional kritis, studi keamanan kritis berarti sebuah reaksi terhadap keamanan tradisional dan studi-studi strategis[2]. Studi keamanan kritik menggeser focus keamanan dari negara berdaulat ke perikemanusian. Dalam beberapa hal, kajian ini menghidupkan kembali ide Kantian perihal system keamanan politik bersama yang bersifat kosmpolitan ‘yang menempatkan manusia lebih baik daripada negara sebagai subjek keamanan[3]. Menurut Scott Burchil dan Andrew Linklater dalam buku Theories of International Relation, definisi ini, keamanan tidak terbatas hanya untuk negara-negara yang berdaulat – jelas ia sama tidak bisa sama sekali ekslusif ataupun partikularistik, ia seharusnya disamaratakan terhadap semua komunitas dan semua hubungan social kemasyarakatan. Ini berarti bahwa keamanan tidak bisa dipahami menurut kacamata strategis tradisional yang dikatakan Booth, berdasarkan pada ide keamanan sebagai ‘perintah kepentingan pribadi yang etnosentris’.[4] ‘Dengan mengelakan statisme wacana keamanan mainstream, para pendukung studi keamanan kritis memahami bahwa, secara global, negara berdaulat merupakan salah satu penyebab utama ketidakamanan : Negara lebih merupakan bagian dari permasalahan ketimbang pemecah masalah’.[5] Namun, “Ciri pembeda dari literature teori kritis … adalah kurangnya konten empiris” (Measheimer 1995:92).

Kesimpulan
Perdebatan yang terlihat dari tulisan Keith Krause dan Michael C. Williams  (1996), yang berjudul Broadening the Agenda of Security Studies: Politics and Methods ini memiliki tiga akar ketidakpuasan beberapa ahli diantaranya, mengenai pondasi neorealis di lapangan, kebutuhan untuk menanggapi tantangan yang ditimbulkan oleh munculnya tatanan keamanan Pasca-Perang Dingin, dan keinginan berlanjut untuk membuat suatu disiplin yang relevan untuk kekhawatiran saat ini[6].
Critical review ini tidak hanya menawarkan perdebatan teoritis dari argumentasi yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai perluasan agenda studi keamanan. Critical review ini juga berusaha menjelaskan bagaimana pandangan Neorealis mengenai studi keamanan yang sejauh ini dianggap paling objektif, dan pembahasan mengenai pemahaman ‘dualitas’ dan konsep sekuritisasi yang dikemukakan oleh para ahli ‘Coopehagen School’ sebagai perbaikan dari pandangan kaum tradisional. Kemudian dalam jurnal ini juga terdapat sedikit respon dari beberapa pendekatan alternative yang memandang keamanan bukanlah membicarakan objektivitas semata.




Daftar Pustaka

Burchill, Scott dan Andrew Linklater. 1996. Theories of International Relation. New York: ST Martin’s Press, INC.
Keith Krause, Michael C. Williams. 1996. Broadening the Agenda of Security Studies: Politics and Methods, Vol. 40, no. 2. Mershon International Studies Review
Waever,Ole, Barry buzan, Morton kelstrup, And Pierre lemaitre. 1993. Identity, Migration and The New security agenda in Europe. London: Pinter.
Mearsheimer,John. 1995. A Realist Reply. International security 20: 82-93.
Booth, K. 1991a.  ‘Security In Anarchy: Utopian Realism In Theory And Practice’, International Affairs, Vol. 67, No. 3.
Jones, R.Wyn.  1995. “Message In A Bottle”? Theory And Praxis In Critical Security Studies, Contemporary Security, Vol. 16, No. 3.




[1] Keith Krause and Michael C. Williams.. Broadening the Agenda of Security Studies: Politics and Methods (Wiley: 1996), Vol. 40, no. 2. hlm. 234
[2] Scott B. and Andrew Linkater, Theories of International Relation, (New York: ST Martin’s Press, 1996), hlm. 225
[3] I.Kant, Kant’sPolitical Writings (Cambridge: 1970), hlm. 49.
[4] K.Booth, ‘Security in Anarchy: Utopian Realism in Theory and Practice’, International Affairs, vol. 67, no. 3, 1991a, hlm.537
[5] R.Wyn Jones, “Message in a Bottle”? Theory and Praxis in Critical Security Studies’, Contemporary Security, vol. 16, no. 3, 1995, hlm. 309.
[6]Op. cit., Keith Krause and Michael C. Williams, hlm.226

You May Also Like

0 Comment

Popular Posts